Jakarta, Lintas – Jalur Pantai Utara, atau yang lebih dikenal sebagai jalur Pantura, masih menjadi tumpuan transportasi logistik di Pulau Jawa, demikian disampaikan Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I, Ir Akhmad Cahyadi, MEngSc dalam wawancara di ruang kerjanya di Kampus PUPR Jakarta beberapa waktu yang lalu. Ia selanjutnya sekilas menjelaskan sejarah Pantura dan kondisi saat ini.
“Jadi kalau bicara pantura, saya kira dari sejarah, zaman penjajahan Belanda dulu. Ini kan jalan yang pertama mungkin yang dibangun di Pulau Jawa. Jalur Pantura adalah transformasi dari Jalan Raya Pos. Jalan Raya Pos merupakan jalur yang dibuat oleh Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang memerintah pada periode 1808-1811.”
Cahyadi melanjutkan, “Inisiasi Daendels untuk membangun Jalan Raya Pos yang awalnya untuk menghubungkan Bogor (Buitenzorg)-Jakarta (Batavia) kemudian sampai ke Banten (Anyer) ke pesisir pantai Pulau Jawa dan akhirnya diselesaikan dari Anyer sampai ke Panarukan (Situbondo, Jawa Timur) sepanjang 1.000 km. Jadi, memang punya sejarah story yang cukup lama, sudah 2012 tahun.”
“Dengan sejarah yang cukup panjang ini, kondisi jalan ini pasti akan lebih settle, lebih mapan daripada yang lainnya karena di sana juga akan membentuk lingkungan, pengguna-pengguna jalan mungkin ada pertumbuhan rumah-rumah, pertumbuhan industri, dan pertumbuhan yang lainnya pasti di dekat-dekat jalan pantura. Kondisi sekarang jalur Pantura Jawa panjangnya 1.341 km, melintang dari Merak sampai Banyuwangi. Secara rata-rata kemantapan adalah 92%,” ujarnya.
Cahyadi kemudian melanjutkan wawancara dengan menjelaskan wilayah kerja Direktoratnya yang meliputi Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali, yang dahulu disebut Wilayah Barat.
Lintas-lintas di Pulau Jawa
Selain Pantura, Cahyadi mejelaskan, “Di Pulau Jawa ini sebenarnya ada lima lintas, yaitu (1) Pantura sendiri. Sedikit di bawahnya ini adalah (2) Jalan Tol Trans-Jawa. Itu juga dari Banten sampai ke Banyuwangi, walaupun sekarang masih sampai di Probolinggo. Kemudian, (3) Lintas Tengah dari Semarang, Purwokerto, dan seterusnya sampai Jogja, terus nanti ke kalau ke barat lagi sampai ke Tasikmalaya di Jawa Barat, kemudian Bandung dan seterusnya. Kemudian di bawah lintas tengah itu ada (4) Lintas Selatan, dan juga cukup panjang sampai dari Jawa Barat. Petanya di bawahnya ini kelihatan dari yang Jawa Barat di selatan sampai ke Jawa Tengah terus kemudian ke Jawa Timur yang sedang kita bangun juga, walaupun ini belum selesai. Jadi, ada kesepahaman lima gubernur tahun 2004 untuk membangun (5) Jalur Pantai Selatan Jawa. Pada tahun 2004, Gubernur Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur bersepakat untuk membangun Jalur Pantai Selatan Jawa”.
Panjangnya hampir sama dengan jalur Pantura Jawa, masih dalam proses pembangunan. Namun, hampir rata-rata sudah lebih dari 65% selesai, khususnya di Jateng dan Jabar.
Pada ruas Jateng dan DI Yogyakarta tinggal sedikit lagi. Yang masih banyak pembangunan di Jatim. (SM)