Pontianak, Lintas – Secara geografis, Provinsi Kalimantan Barat mempunyai posisi yang strategis karena berbatasan dengan tiga wilayah penting yaitu Prov. Kalimantan Tengah, Prov. Kalimantan Timur dan negara tetangga, Malaysia. “Dengan negara tetangga Malaysia, kita mempunyai lima pintu masuk atau Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yakni PLBN Entikong Sanggau, PLBN Sungai Kelik Sintang, PLBN Jagoi Babang, PLBN Bengkayang, PLBN Aruk Sambas, dan PLBN Nanga Badau.” Kata Boffi Asril, S.ST, MT selaku Kepala Satuan Kerja (Satker) P2JN Provinsi Kalimantan Barat kepada Lintas di Pontianak baru-baru ini.
Pranala luar : Presiden Jokowi Meresmikan PLBN Badau
Ia menjelaskan, pada tahun anggaran 2021 ini, Satker P2JN Provinsi Kalimantan Barat memiliki tujuh paket perencanaan dan 15 paket pengawasan yang telah terkontrak, belum ada yang terkena refocussing anggaran.
Adapun total panjang jalan nasional yang dikelola adalah sepanjang 2.117,57 Km yang terbagi menjadi 81 ruas jalan, diantaranya Lintas Selatan sepanjang 740,17 km; Lintas Tengah sepanjang 381,55 Km; Lintas Penghubung sepanjang 388,88 Km; Lintas Utara sepanjang 162,49 Km; Lintas menuju perbatasan sepanjang 25,26 Km; dan Ruas Tambahan (SK 2015) sepanjang 419,23 Km.
Selain jalan nasional juga ada jalan parallel perbatasan yang berstatus non jalan nasional sepanjang 607,81 Km yang dikelola oleh satuan kerja tersendiri, dan kemudian ada jalan missing link lintas tengah (Nanga Pinoh – Ella Hilir – Bts. Kalteng) sepanjang 82,94 Km terdiri dari tiga ruas jalan non nasional yang ditangani oleh BPJN Provinsi Kalimantan Barat dan dikerjakan secara bertahap.
Jalan missing link yang dimaksud adalah Nanga Era – Bts Kaltim sepanjang 148,74 km; Nanga Era – Bts Kalteng sepanjang 33,64 km; dan Merbau – Tebas sepanjang 90,80.
Kasatker mengatakan, target efektif yang dilaksanakan pada tahun anggaran 2021 yaitu pembangunan jalan baru di ruas Nanga Pinoh – Ela HIlir – Bts. Kalteng sepanjang 2,37 Km; Pembangunan Jembatan dan penggantian jembatan sepanjang total 701,26 m; dan Pembangunan jembatan gantung sepanjang 408 meter.
“Kami bersyukur di Kalimantan Barat ini kebagian juga program untuk pembangunan jembatan gantung. Sebagaimana kita ketahui pembangunan jembatan gantung ini posisinya tidak di jalan nasional namun ini merupakan diskresi Menteri untuk mengakses daerah-daerah terpencil. Tujuannya untuk mengakses daerah-daerah terisolir yang membutuhkan jembatan sebagai penghubung untuk menyeberangi sungai – sungai yang mengisolir wilayah – wilayah tertentu yang potensial,” paparnya.
Ada empat jembatan gantung yang akan dibangun yakni Jembatan Gantung Desa Durian Sebatang sepanjang 120 meter; Jembatan Gantung Sebadak sepanjang 84 meter; Jembatan Gantung Nanga Tuan sepanjang 120 meter; dan Jembatan Gantung Keraton sepanjang 84 meter.
Selain itu juga terdapat kegiatan pelebaran jalan menuju standar, preservasi rehabilitasi jalan dan jembatan, serta rekonstruksi dan peningkatan jalan.
Adapun panjang jalan nasional di Provinsi Kalimantan Barat yang belum berstandard nasional adalah 1618,12 Km dan dalam kondisi rusak ringan/berat sepanjang 196,47 Km.
Sementara untuk kondisi kemantapan jalan di BPJN Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2021 semester 1 adalah sebesar 93,13%.
“Di samping mengejar target prioritas, tugas wajib kami adalah memelihara jalan yang ada. Jadi memelihara jalan nasional yang ada juga merupakan prioritas utama bagi Direktorat Jenderal Bina Marga dan harus diberikan alokasi setiap tahunnya, baik untuk pemeliharaan rutin maupun rehabilitasi, untuk menjamin aksesibilitas lalu lintas logistik pada jalan nasional,” ungkap Boffi.
Selanjutnya, Boffi menyampaikan P2JN selalu berusaha menjaga kualitas pekerjaan fisik di lapangan secara tepat baik kualitas, kuantitas, maupun waktu.
Berita terkait : PPK Pengawasan Kalimantan Barat: Lakukan Terobosan Baru untuk Perbaiki Kinerja
“Mulai dari material yang dijaga dan dikontrol secara ketat sesuai spesifikasi, kemudian peralatan yang sesuai dengan standar pekerjaan yang dilakukan itu juga sudah tercantum dalam spesifikasi. Metode pelaksanaan yang standar dan benar itu akan berpengaruh terhadap kualitas dan mutu pekerjaan, terakhir sumber daya manusia dan managerial pelaksana di lapangan. Ini kita juga berkoordinasi dan selalu memberikan pembinaan secara berkala terhadap konsultan kita,” tambahnya. (R/D)