Sabang, Lintas – Judul tulisan ini terasa sangat nyata terlihat bagi siapa pun yang pertama kali datang ke Kota Sabang. Lokasinya berada di titik nol atau pintu gerbang ujung barat Indonesia yang terletak di Pulau Weh berjarak sekitar 32,27 km dari Kota Banda Aceh. Secara administratif, Sabang memiliki luas 162,075 km².
Kota Sabang terdiri dari tiga kecamatan, yaitu Kecamatan-Kecamatan Sukajaya, Sukakarya, dan Sukamakmue (kecamatan baru), yang dikelilingi sejumlah pulau, seperti Pulau Weh, Rondo, Rubiah, Klah, dan Seulako.
Wilayah Sabang masuk dalam kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010- 2025. Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Aceh terus berupaya meningkatkan kemantapan ruas jalan nasional di wilayah tersebut untuk mempermudah akses bagi wisatawan.
Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Provinsi Aceh (Satker PJN III Aceh) Zulkarnaini, SP, ST, Msi, mengatakan, ruas jalan nasional Kota Sabang terbentang mulai dari Pelabuhan Balohan hingga sampai ke lokasi destinasi wisata Tugu Kilometer Nol dengan total keseluruhan panjang ruas jalan nasional 59,19 km.
Terdiri dari sembilan ruas jalan, di antaranya ruas jalan Balohan-Pusat Kota Sabang sepanjang 8,17 km; ruas Jalan Teuku Umar (Sabang) sepanjang 0,25 km; ruas Jalan Diponegoro (Sabang) sepanjang 0,72 km; ruas Jalan Prof A Madjid Ibrahim (Sabang) sepanjang 0,70 km; ruas Jalan Perdagangan (Sabang) sepanjang 0,64 km; ruas Jalan Yos Sudarso (Sabang) sepanjang 2 km; ruas jalan Pusat Kota Sabang-Cot Damar sepanjang 7,15 km; ruas jalan Cot Damar-Kilometer Nol sepanjang 20,42 km; dan ruas jalan Cot Damar-Balohan sepanjang 19,14 km.
Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Ke- 77 Republik Indonesia, teringat kembali ketika Presiden Joko Widodo tiba di Tugu Kilomenter Nol untuk memperkenalkan logo perayaan HUT Ke-70 Tahun Indonesia pada 2014.
Setelah delapan tahun kedatangan presiden, kini Sabang sudah banyak berubah dan berbenah khususnya di sektor pariwisata. Menurut PPK 3.6 Satker PJN III Aceh Febyan Lesmana, ST, MT, Sabang termasuk kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata, serta potensi untuk pengembangan pariwisata nasional sehingga berpengaruh dari berbagai aspek seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, serta pemberdayaan sumber daya alam.
“Dengan kemantapan jalan yang baik, melewati jalan nasional dari Kota Banda Aceh sejauh 20 km, kini waktu tempuh hanya 30 menit. Ini baik, Sabang sebagai pusat pariwisata Provinsi Aceh,” ujar Febyan bangga.
Sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap kemantapan seluruh ruas jalan nasional di Sabang, Febyan mengatakan, ada beberapa tempat wisata di Sabang yang layak untuk menjadi destinasi wisata ikonik.
Pertama, Tugu Kilometer Nol, bangunan yang menjulang ini memiliki tinggi sekitar 43,6 mdpl yang di atasnya terdapat patung garuda mencengkram perisai. Perisainya berbentuk angka nol yang bentuknya terlihat megah dan kokoh. Terdapat pula rencong yang merupakan senjata khas Aceh sebagai simbol perjuangan rakyat Aceh dalam memerdekakan Indonesia. Tugu Kilometer Nol memiliki empat pilar penyangga yang berarti simbol batas-batas negara, yakni Sabang sampai Merauke dan Miangas hingga Rote.
Destinasi wisata kedua Danau Aneuk Laot, merupakan danau seluas sekitar 37,5 hektar dan dikelilingi oleh pegunungan hijau yang lebat karena menyimpan pesona yang luar biasa.
Ketiga, Pulau Rubiah adalah pulau yang tidak berpenghuni dan merupakan tempat favorit untuk melakukan kegiatan snorkeling dan diving. Lokasi penyelaman di pulau ini sudah terkenal hingga ke luar negeri dan banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara. Dinamakan Pulau Rubiah karena di pulau ini terdapat sebuah makam kuno, yaitu makam dari Cut Nyak Rubiah.
“Dulunya Pulau Rubiah menjadi tempat transit orang yang hendak naik haji, sebab pada zaman tersebut pergi ke Makkah (Arab Saudi) harus menggunakan kapal laut. Di Pulau Rubiah ini masih terdapat sisa-sisa bangunan karantina haji,” ujar Febyan.
Keempat, Pantai Iboih atau Teupin Layeu yang berada tidak jauh dari Pulau Rubiah. Pantai Iboih juga menjadi destinasi bahari favorit di Sabang terutama bagi pecinta kegiatan snorkeling atau diving. Selain menjelajahi alam bawah lautnya, wisatawan juga bisa mencicipi makanan khas Sabang seperti sate gurita.
“Menunggu matahari terbenam (sunset) ataupun matahari terbit (sunrise) di Pantai Iboih juga sangat indah dan menarik untuk dinikmati,” lanjutnya.
Kelima, Tugu I Love Sabang yang berada di tidak jauh dari Pelabuhan Balohan, sangat cocok untuk pengunjung berswafoto. Bangunannya sangat unik dan menjadi destinasi wisata yang diburu wisatawan. Tugu ini semakin cantik dengan taman hijau yang mengelilinginya dan suguhan pemandangan laut dan gunung yang memesona.
Keenam, Goa Sarang. Keindahan Goa Sarang tidak jauh berbeda dengan Raja Ampat, di Papua. Keindahan dan suasana di Goa Sarang sangat memanjakan mata. Tempat ini juga menjadi sarang burung walet.
Ketujuh, destinasi wisata alam selain pantai yang ada di Sabang, yaitu Air Terjun Pria Laot. Udara yang sejuk dan hutan yang masih asri menambah keindahan air terjun yang memiliki ketinggian 1,5-2 meter. Di bawah air terjun terbentuk kolam alami yang airnya jernih dan bisa dijadikan tempat untuk berenang.
Kedelapan, Masjid Agung Babussalam atau Masjid Raya Sabang merupakan masjid terbesar di Kota Sabang terletak di tengah kota. Masjid ini dihiasi dengan arsitektur indah bergaya timur tengah. Masjid ini juga menjadi pusat kegiatan keagamaan di Pulau Sabang (Pulau Weh) dan menjadi salah satu tempat wisata religi.
Kesembilan, Menara Merah Putih yang dibangun di dekat Pelabuhan Bebas Sabang. Menara ini dikenal dengan nama Merah Putih karena cat yang digunakan. Menara ini menjadi salah satu tempat wisata baru di Sabang.
Selain destinasi wisata tersebut, Sabang juga memiliki sejumlah pantai yang memiliki pesona dan keindahan masing-masing, di antaranya Pantai Sumur Tiga, Pantai Gapang, Pantai Pasir Putih, Pantai Sumur Tiga, Pantai Kasih, Pantai Anoi Itam, Pantai Sumur Tiga, dan Pantai Jaboi.
Febyan menambahkan, beragam kuliner khas Sabang menambah cita rasa wisatawan yang berkunjung ke pulau terluar ini, di antaranya sate gurita, rujak buah kilometer nol, seafood sabang, rujak pulau klah, dan mie aceh.
“Semoga, dengan adanya peran dan kontribusi dari Kementerian PUPR, pemeliharaan dan kemantapan seluruh ruas jalan nasional yang ada di Sabang, terutama jalan akses menuju destinasi wisata selalu terjaga. Dalam upaya membangun negeri serta seiring sejalan dengan peran Pemerintah Kota Sabang dalam menjaga dan meningkatkan fasilitas-fasilitas maupun sarana dan prasarana di destinasi wisata di Sabang. Supaya Sabang akan lebih dikenal di mata dunia,” tutup Zulkarnaini. (LTS)
Baca juga:
Jalan Tol Banda Aceh – Seulimeum 50 Km Selesai Desember 2022