Jakarta – Mengurai volume kepadatan lalu lintas di Pontianak, Kalimantan Barat, pemerintah berencana segera membangun duplikat Jembatan Kapuas I. Pembangunannya akan dikerjakan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat.
“Rencana lokasi pembangunan akan sejajar dengan Jembatan Kapuas yang sudah ada sekarang karena tingkat kepadatan lalu lintas di Kota Pontianak terus mengalami peningkatan,” tutur Direktur Bina Teknik Jalan dan Jembatan Ditjen Bina Marga, Nyoman Suaryana dalam keterangannya, Rabu (13/7/2022),
Nyoman mengungkapkan, pemenang tender proyek telah ditentukan Senin (11/7/2022), namun pembangunan baru bisa dimulai pada Agustus 2022 karena menunggu izin Multi Years Contract (MYC).
Kepala BPJN Kalimantan Barat, Herlan Hutagaol mengatakan duplikat Jembatan Kapuas I Pontianak diperlukan karena jembatan pendahulunya sudah tua.
“Secara teknis jembatan tersebut sudah tua, dibangun pada tahun 1982 semua parameternya, keausan, dan pola traffic berubah,” katanya.
Nantinya, pembangunan duplikasi Jembatan Kapuas I akan dibangun selama 3 tahun hingga 2024.
Jembatan itu didesain membentang sepanjang 430 meter dengan tipe rangka baja dan terdiri dari 6 pilar, 2 abutmen, lebar 9 meter, dan panjang jembatan pendekat 270 meter.
“Pekerjaan dilakukan secara multi years contract selama 2022-2024 dengan sumber pendanaan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) senilai Rp 267 miliar,” imbuhnya.
Diketahui pemerintah juga berkomitmen membangun 37 jembatan Callender Hamilton (CH) selama 2022-2023 di pulau Jawa.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyampaikan, masifnya pembangunan jembatan CH dilakukan untuk meningkatkan keterhubungan antar wilayah.
“Dan meningkatkan efisiensi, serta meningkatkan produktivitas untuk mewujudkan Indonesia maju,” ungkapnya, dikutip dari website resmi Binamarga.
Nantinya puluhan jembatan itu dikerjakan melalui sistem Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Melalui sistem ini, lanjut dia, proyek bisa diawasi oleh berbagai pihak seperti Kementerian PUPR, Kementerian Keuangan, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia dan bank sebagai sumber pembiayaan.
Nilai investasi proyek yang dilakukan PT Baja Titian Utama mencapai Rp 2,199 triliun dengan masa kerja 12 tahun. Spesifiknya, 2 tahun untuk pembangunan dan 10 tahun untuk masa perawatan. (*)