Jakarta, Lintas – PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) atau PII telah menyalurkan penjaminan sebesar Rp 95 triliun hingga 2022. Penyaluran penjaminan ini utamanya untuk mendukung proyek-proyek infrastruktur strategis nasional yang dicanangkan oleh pemerintah.
Direktur Utama PT PII M. Wahid Sutopo mengatakan, sejak awal berdiri 13 tahun lalu hingga saat ini, PT PII telah mendapatkan penyertaan modal negara sebesar Rp 10,655 triliun. Nilai penyertaan modal itu menjadi dasar bagi PII menyalurkan penjaminan pada proyek-proyek infrastruktur.
“Yang pada akhir 2022 mencapai Rp 95 triliun. Ini yang kemudian mendukung pelaksanaan proyek-proyek pembangunan dengan nilai investasi yang dapat dibangkitkan sebesar Rp 497 triliun sampai dengan akhir tahun 2022,” ujar Wahid dalam Innovative Financing in Unity (Infinity): Beyond Infrastructure for Innovative Financing Ecosystem yang disiarkan secara live melalui Youtube PT PII Channel, Rabu (1/3/2023).
Wahid meneruskan, penjaminan yang dilakukan oleh PT PII utamanya untuk mendukung proyek-proyek strategis nasional yang dicanangkan pemerintah. Tujuannya, mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan masyarakat, dan pembangunan di berbagai wilayah Indonesia.
“Oleh karena itu, dampak dari proyek-proyek pembangunan yang dijamin oleh PT PII dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,” tambahnya.
Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh PT PII dibantu oleh beberapa perguruan tinggi, lanjut Wahid, proyek-proyek penjaminan PT PII diharapkan diproyeksikan dapat berkontribusi untuk meningkatkan perekonomian nasional selama masa konsesi yang berkisar antara 15 dan 30 tahun sebesar Rp 1.100 triliun dari berbagai sektor.
“Kami menyadari besarnya dukungan dari semua pemangku kepentingan, yaitu kementerian dan lembaga; pemerintah daerah-pemerintah daerah; badan usaha serta investor; dan juga kalangan perbankan dan lenders yang mendukung aktivitas pembangunan infrastruktur yang secara keseluruhan membentuk ekosistem pembiayaan inovatif,” paparnya.
Ia meneruskan, PII menyadari tidak akan bisa bekerja sendiri-sendiri. Maka, kolaborasi dan sinergi di antara berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam mendukung berjalannya pembangunan melalui skema pembiayaan inovatif.
“Ke depan, kami akan terus memberikan komitmen sebagai special mission vehicle bersama-sama dengan special mission vehicles lainnya di lingkungan Kementerian Keuangan guna menjadi entitas penggerak yang tepercaya untuk mendukung upaya akselerasi pengembangan infrastruktur dan pembangunan yang berkelanjutan melalui berbagai skema inovatif,” tandasnya. (BAS)