JAKARTA, LINTAS — Pemulihan jalan dan jembatan nasional di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat terus dipacu setelah banjir dan longsor melumpuhkan ratusan kilometer jaringan transportasi. Hingga 9 Desember 2025, progres penanganan di Sumatera Utara mencapai 78,69 persen. Disusul Sumatera Barat 76,14 persen, dan Aceh 51,14 persen.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menegaskan bahwa konektivitas adalah kunci pemulihan wilayah terdampak. “Akses jalan dan jembatan adalah kunci utama pergerakan logistik, pelayanan darurat, dan pemulihan ekonomi. Karena itu, kami bekerja tanpa jeda sejak awal. Keselamatan masyarakat menjadi prioritas kami,” kata Dody melalui keterangan tertulis.
Adapun di Aceh, penanganan difokuskan pada koridor vital dengan dukungan puluhan excavator, wheel loader, backhoe loader, grader, dump truck, dan 200 geobag. Jembatan Krueng Meureudu, Krueng Tingkeum, dan Teupin Mane menjadi prioritas. Selain itu, enam jembatan di jalur Bireuen–Aceh Tengah juga dipulihkan bertahap melalui pemasangan jembatan bailey hingga akhir Desember.
Sudah Fungsional
Selanjutnya, sejumlah ruas strategis yang sempat terputus kini kembali terhubung. Ruas Banda Aceh–Meureudu, Batas Kota Lhokseumawe–Kota Langsa, hingga Kota Langsa–Kota Kuala Simpang sudah dapat dilalui. Ruas Kutacane–Batas Sumatera Utara juga telah fungsional.
Sementara itu, penanganan di Sumatera Utara menjadi yang paling cepat. Sebanyak 12 ruas jalan nasional dan 4 jembatan terdampak ditangani dengan pembersihan longsor, penimbunan badan jalan, serta rekayasa lalu lintas. Koridor Tarutung–Sibolga, Tarutung–Sipirok, dan Sibolga–Batangtoru telah dibuka kembali. Ditambah akses alternatif Sidikalang–Barus–Sibolga dan Siborong-borong–Pangaribuan–Sipirok.

Kemudian, akses pesisir Sumut seperti Singkuang–Natal–Simpang Gambir–Batas Sumbar serta jaringan Lintas Barat, Lintas Tengah, dan Lintas Timur Sumatera sudah kembali berfungsi. Penanganan longsor skala besar dilakukan di Angin Nauli, Kota Sibolga, dan Jalur Sibolga–Garoga.
Untuk mempercepat pemulihan, BPJN Sumatera Utara mengerahkan 72 excavator, 19 loader, 14 backhoe loader, vibro, bulldozer, chainsaw, serta ratusan armada pendukung. Sebanyak 770 geobag dan 2.000 agregat disalurkan untuk stabilisasi badan jalan dan perlindungan lereng.
Penanganan Bertahap
Di Sumatera Barat, kerusakan tercatat pada 30 ruas jalan nasional dan 12 jembatan. Pemulihan difokuskan di jalur Padang–Bukittinggi di kawasan Lembah Anai yang terdampak longsor besar. Selain itu, 12 titik longsor tambahan juga menggerus bahu jalan sehingga penanganan dilakukan bertahap.
Namun, sejumlah ruas utama telah kembali terbuka. Jalur Padang–Pariaman–Lubuk Basung–Pasaman Barat–batas Sumut, Padang Panjang–Bukittinggi–Lubuk Sikaping–batas Sumut, serta Bukittinggi–Payakumbuh–batas Riau kembali fungsional. Ruas pesisir Padang–Painan–Indrapura–Batas Bengkulu juga pulih.

Selanjutnya, jaringan lintas selatan Padang–Solok–Sawahlunto–Dharmasraya–Batas Jambi serta Padang–Lubuk Selasih–Surian–Padang Aro–Batas Jambi telah dapat dilalui kembali. Peralatan berat berupa 41 excavator, 34 dump truck, 19 backhoe loader, dan 2 crane dikerahkan ke titik longsor dan jembatan rusak.
Secara keseluruhan, 310 personel sudah diturunkan ke tiga provinsi dengan dukungan 395 alat berat, 313 alat pendukung, serta 3.600 bahan darurat seperti geobag, bronjong kawat, dan agregat. Upaya ini dilakukan untuk memastikan seluruh jaringan jalan nasional kembali fungsional dalam waktu sesingkat mungkin. (HRZ)
Baca Juga: Akses Jalan Aceh Mulai Pulih, Penanganan Darurat Dikebut





