Pangkal Pinang, Lintas – Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Bangka Belitung (BPJN Babel) akan mengembangkan jaringan jalan untuk membuka akses di kawasan pesisir sebagai pendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Tanjung Kelayang di utara Pulau Belitung dan Kawasan Industri (KI) Sadai di selatan Pulau Bangka.
Saat ini, BPJN Babel mencoba mengembangkan jalan lingkar Trans Bangka dan Trans Belitung dengan mempersiapkan beberapa detail engineering design (DED). KSPN Tanjung Kelayang termasuk dalam program prioritas “10 Bali Baru” yang membutuhkan kemudahan akses wisatawan. Sementara, KI Sadai akan dikembangkan sebagai kawasan industri terintegrasi yang mendukung pengembangan hasil alam di Babel.
Berita terkait : KSPN Sebagai Strategi Penopang Perekonomian Nasional
Pranala Luar : Lima KSPN Super Prioritas Dikembangkan Melalui Perencanaan Secara Terpadu
Selain membangun jalan lingkar sebagai pendukung KSPN Tanjung Kelayang, terdapat juga wacana pembangunan jembatan yang menghubungkan Pulau Bangka dengan Pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Sumatera Selatan, yang sudah dilakukan studi kelayakan. Jembatan ini direncanakan akan membentang di atas Selat Bangka sepanjang belasan kilometer untuk mempermudah mobilitas masyarakat menggunakan moda transportasi darat.
BPJN Babel
Kepala BPJN Babel Dadi Muradi, ST, MT, dalam wawancara dengan Lintas (15/11/2021) memaparkan, panjang ruas jalan nasional di Babel sekitar 600,40 km, berdasarkan hasil survei semester I 2021, status kemantapan jalannya mencapai 98,05%. Dengan rincian, 480,94 km dalam kondisi baik dan 107,11 km dalam kondisi sedang. Sedangkan, kondisi jalan dengan status tidak mantap sepanjang 12,35 km (1,95%) kondisinya rusak ringan.
Untuk kemantapan jembatan, berdasarkan survei tahun 2021 sebesar 80,53%. Persentase jembatan tidak mantap sebesar 19,47% dengan panjang 2.879,68 meter yang terdiri dari 113 jembatan.
BPJN Babel menargetkan mampu menaikkan kemantapan jalan menjadi 98,22% pada tahun ini melalui sejumlah kegiatan preservasi jalan.
Di dalam menangani jalan nasional, BPJN Babel mempunyai lima satuan kerja (Satker), yaitu Satker PJN Wilayah I yang menangani ruas jalan di Pulau Bangka, Satker PJN Wilayah II yang menangani ruas jalan di Pulau Belitung, Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional, Satker Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan Satker Balai.
Topografi Babel yang relatif datar dan kondisi tanah dasarnya yang cukup baik membuat BPJN Babel hampir tak pernah menemui kendala teknis.
Namun, ada ruas jalan yang perlu perhatian, yakni di ruas Air Bara-Toboali Km 110 yang mengalami deformasi karena berada di daerah rawa.
Perlu ada penanganan khusus yang direncanakan pada tahun 2022. Selain permasalahan kerusakan jalan, hampir 5% atau 30,4 km jalan di Babel masih belum memiliki lebar standar (2-7-2), lebarnya saat ini hanya 4,5 meter.
Preservasi preventif
BPJN Babel menggunakan strategi penanganan jalan dengan program preservasi.
Hasil survei yang telah dilaksanakan melalui keterpaduan pembangunan infrastruktur jalan (KPIJ) memprioritaskan pemeliharaan jalan yang mengedepankan pemeliharaan preventif.
Untuk mencegah kerusakan dini, dilakukan sejumlah upaya preventif dengan prioritas kegiatan peningkatan kualitas drainase pada 2021 dan 2022.
Terdapat beberapa titik banjir yang ada di wilayah Kota Pangkal Pinang dan Sungai Liat ditangani dengan membuat cross drain baru.
Sedangkan pada preservasi permukaan jalan, digunakan slurry seal, cheap seal, dan laburan aspal (buras) agar pengguna jalan tetap merasakan kenyamanan saat melintas.
Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) tahun 2021 awal sebesar Rp 244,04 miliar dan DIPA revisi terakhir menjadi Rp 259,09 miliar.
Dengan paket pekerjaan sebanyak 27 paket, yang terdiri dari 19 paket konstruksi, enam paket konsultan, dan dua paket pengadaan.
Secara nonteknis, ditemui kendala sulitnya mencari tenaga kerja akibat adanya pembatasan sosial saat pandemi Covid-19. Ada beberapa proyek sempat terlambat awal pekerjaannya karena penyedia jasa sulit mendapatkan tenaga kerja.
Saat itu, untuk masuk wilayah Babel harus telah mendapatkan vaksin, sementara banyak tenaga kerja yang enggan divaksin.
Selain itu, masyarakat Babel mendapat upah cukup tinggi dari bekerja di penambangan timah karena harga timah sedang bagus.
Terkait dengan pandemi Covid-19, BPJN Babel sudah melakukan upaya mengurangi beban ekonomi masyarakat.
Sesuai dengan kebijakan pemerintah, BPJN Babel melaksanakan kegiatan padat karya dalam rangka program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan alokasi dana Rp 87 miliar yang terdiri dari padat karya penanganan rutin jalan, rutin jembatan, revitalisasi drainase yang kontraknya melalui penyedia jasa.
BPJN Babel juga telah melakukan kegiatan donasi PUPR Peduli berupa pembagian kebutuhan pokok, vitamin, dan masker kepada warga Kabupaten Bangka Barat, Belitung, dan Belitung Timur. (*)