Jakarta – PT MRT Jakarta mendapatkan suntikan dana dari United States Trade and Development Agency (USTDA) untuk studi kelayakan penggunaan energi terbarukan.
Kesepakatan itu ditandatangani oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat, dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Sung Yong Kim di Bali, Minggu (13/11/2022).
“Proposal MRT Jakarta dipilih sebagai program yang akan didanai melalui grant atau hibah dari USTDA senilai 709.630 dollar Amerika untuk menyusun kajian teknis dan ekonomis terkait inisiatif MRT Jakarta menerapkan energi baru terbarukan,” papar Tuhiyat dalam keterangannya.
Adapun biaya itu setara Rp 11 Miliar jika dihitung dengan kurs Rp 15.528.
Ia mengatakan, dana bantuan ini bisa membuat MRT Jakarta mendapatkan panduan, dan road map transisi dan konservasi energi. Sehingga peralihan kepada energi terbarukan bisa segera terealisasi.
“Sebagai penyedia transportasi massal perkotaan berbasis rel yang ramah lingkungan,” ungkap dia.
Bahkan studi transisi energi itu akan dilakukan untuk melihat kebutuhan energi terbarukan guna operasional MRT Jakarta.
Misalnya, lanjut Tuhiyat, pemanfaatan panel surya di atap stasiun dan depo MRT.
“Untuk mendorong efisiensi energi sehingga dapat menurunkan penggunaan energi dan sumber konvensional,” sebut dia.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur USTDA Enoh T. Ebong berharap dukungan yang diberikan dapat membantu proses transformasi energi MRT Jakarta. Sehingga bisa menjadi contoh untuk moda transportasi publik lain di Indonesia.
Pasalnya, peran transportasi publik amat dibutuhkan untuk mengurangi emisi karbon.
“Dukungan USTDA terhadap proyek inovatif akan memungkinkan MRT Jakarta untuk menghubungkan antara teknologi termutakhir dan solusi pintar berbasis perubahan iklim yang terus dikembangkan dan disediakan oleh perusahaan-perusahaan Amerika Serikat,” jelas Enoh.
Diketahui PT MRT Jakarta ingin menggunakan energi terbarukan sepenuhnya pada 2035 mendatang. Proses transformasi itu perlahan mulai diimplementasikan saat ini.
Adapun MRT Jakarta telah memakai 10 persen total kebutuhan listriknya dengan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang.
Energi panas bumi dipakai untuk pengisian daya telefon seluler, laptop, dan tablet dengan tenaga surya di stasiun. (*)
Baca juga:
Jumlah Penumpang MRT Jakarta Meningkat Signifikan, Capai 2,2 Juta Penumpang pada Oktober 2022
Ada Fasilitas Baru di Stasiun MRT Jakarta, Charging Station dari Energi Surya