Home Fitur Menengok Sejarah Kanal Banjir Barat Jakarta

Menengok Sejarah Kanal Banjir Barat Jakarta

Share

Banjir di Jakarta telah terjadi sejak lama. Upaya menanganinya pun sudah dilakukan sejak lebih dari 100 tahun lalu. Salah satunya melalui pembangunan Kanal Banjir Barat di Jakarta.

Dalam makalah studinya berjudul “Mengulas Penyebab Banjir di Wilayah DKI Jakarta dari Sudut Pandang Geologi, Geomorfologi, dan Morfometri Sungai”, Budi Harsoyo menuliskan bahwa banjir Jakarta telah terjadi sejak zaman Hindia Belanda.

Peneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) atau kini menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tersebut menyatakan, “Kota Batavia (sekarang menjadi Jakarta) dibangun dengan dikelilingi parit-parit, tembok kota, lengkap dengan kanal”.

Dimulai di tahun 1913

Sejarah pembangunan Kanal Banjir Barat di Jakarta dapat ditelusuri hingga ke tahun 1913. Kala itu, sebuah saluran mulai dibangun. Panjang saluran itu 4,5 kilometer, lebar 13,5 meter hingga 16 meter, dan kedalaman empat meter hingga 12 meter. Perancangnya adalah seorang insinyur Belanda bernama Herman van Breen.

Proyek tersebut dikerjakan oleh Burgerlijke Openbare Werken (BOW) yang merupakan cikal bakal Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia.

Kanal ini berfungsi khusus untuk mengendalikan air agar tidak “berkumpul” di tengah Kota Jakarta. Saluran tersebut kemudian dikenal dengan nama Kanal Banjir Barat.

Menampung aliran empat sungai

Kanal Banjir Barat dapat menampung empat aliran sungai di Jakarta, yakni Sungai Ciliwung, Sungai Krukut, Sungai Cideng, dan Sungai Grogol.

Pembangunan Kanal Banjir Barat tuntas pada tahun 1919. Awalnya, kanal ini membentang dari wilayah Matraman hingga Karet. Kemudian, kanal itu diperluas hingga mencapai Muara Angke.

Setelah Indonesia merdeka, sejumlah perbaikan dan peningkatan fungsi serta kualitas Kanal Banjir Barat telah beberapa kali dilakukan. Dalam sebuah buku berjudul Mengapa Jakarta Banjir, misalnya, dijelaskan salah satu langkah yang diambil Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pada 2006. Di era Gubernur Sutiyoso, kala itu, Pemprov DKI Jakarta mengganti tembok di kedua sisi Kanal Banjir Barat dengan beton yang semula hanya berupa tanah.

Selain itu, pemeliharaan Kanal Banjir Barat di Jakarta juga rutin dilakukan oleh berbagai instansi terkait. (BAS)

Baca juga:

Objek Wisata Irigasi Keren di Indonesia

Batas Aman Motor Terjang Banjir

Share

Leave a Comment