Jakarta, Lintas ― Guna meningkatkan upaya ketahanan konstruksi bangunan di kota besar dan daerah rawan gempa bumi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana mengadakan audit berkala ketahanan konstruksi. Selain itu, tim insinyur juga akan dikirim ke Turki untuk mempelajari masifnya kerusakan bangunan akibat gempa.
Dalam melaksanakan audit berkala ketahanan konstruksi ini, Kementerian PUPR menggandeng Komite Keselamatan Bangunan Gedung (KKBG).
Demikian disampaikan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam rilis pers yang diterima Kamis (2/3/2023).
“Dalam audit ini ada sejumlah hal yang harus diperhatikan, yakni untuk standar bangunan tahan gempa dilakukan mekanisme persetujuan bangunan gedung (PBG) dan penerapan building code secara konsisten. Kemudian, menggalakkan pelatihan kepada pelaku pembangunan konstruksi,” kata Basuki.
Building code merupakan sebuah perangkat aturan mengenai desain, kontruksi, dan cara pemeliharaan bangunan yang sesuai dengan karakteristik kawasannya.
Selain audit, Kementerian PUPR dan KKBG juga menilai serta memperkuat konstruksi untuk bangunan yang belum memenuhi standar.
Merujuk pada posisi sebagian besar wilayah Indonesia berada di jalur cincin api, Kementerian PUPR melakukan berbagai upaya mitigasi bencana gempa bumi. Salah satunya dengan memanfaatkan Peta Gempa Indonesia tahun 2017 yang diterbitkan oleh Pusat Gempa Nasional. Peta ini digunakan untuk menentukan Zona Rawan Bencana.
Dikirim ke Turki
Terkait gempa ini, Kementerian PUPR bersama Persatuan Insinyur Indonesia (PII) juga merencanakan mengirimkan tim insinyur ke Turki. Tujuannya, mempelajari masifnya keruntuhan bangunan akibat gempa tektonik pada beberapa waktu lalu.
Turki dan Suriah dilanda Gempa berkekuatan magnitudo 6,4, Senin (6/2/2023), merubuhkan sejumlah bangunan, serta menelan korban hingga 46.000 jiwa.
Sementara itu, selain gempa, mitigasi terhadap bencana lain, misalnya bencana hidrologis, juga dilakukan, antara lain, dengan mengoptimalkan pemanfaatan 222 bendungan yang telah dibangun, normalisasi Kali Ciliwung, dan pembangunan Sodetan Ciliwung untuk menghadapi La Nina.
Adapun untuk menghadapi El Nino, telah dibentuk Unit Pengelola Bendungan (UPB) untuk menyiagakan bendungan dan memelihara sumur-sumur bor.
“Khusus mengatasi banjir rob yang terjadi di Semarang dan Pekalongan sebagai penanganan jangka pendek, Kementerian PUPR menambah pompa. Penanganan jangka panjangnya adalah menambah jumlah pintu air di rumah pompa,” kata Basuki. (BAS)