Jakarta – Kampung Natak, Sungailiat, Bangka, Bangka Belitung (Babel) ditata melalui program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).
Dulunya kampung nelayan ini begitu kumuh karena berbagai persoalan, mulai dari kepadatan dan tak beraturannya permukiman, minimnya akses jalan, jaringan drainase yang tak terhubung dengan sistem pembuangan, minimnya sanitasi, serta persoalan sampah yang tak terkelola dengan baik.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kepulauan Babel Miarka Risdawati mengungkapkan, penataan kawasan dilakukan melalui beberapa langkah.
Pertama, BPPW Babel dan Ditjen Cipta Karya melakukan penataan Kampung Natak Kawasan Nelayan 1 Permukiman Kumuh Perkotaan (PKP) melalui program Kotaku tahun 2020.
“Dilanjutkan pekerjaan peningkatan kualitas permukiman kumuh skala kawasan seluas 22,77 hektar,” ujar Miarka dalam keterangannya dikutip Minggu (6/11/2022).
Berlanjut tahun 2022, BPPW Babel kembali melakukan penataan pada Kampung Natak Kawasan Nelayan 2 dengan biaya APBN senilai Rp 9,7 miliar.
Penataan pun dilakukan pada permukiman seluas 5 hektar dengan fokus pekerjaan pembangunan jalan inspeksi, perkerasan aspal, dan pembangunan tambatan labuh kapal nelayan.
Miarka menyampaikan, proses penataan kawasan masih akan berlanjut untuk kian mempercantik Kampung Natak.
“Konsep pengembangan yang telah digagas secara bersama-sama untuk menjadikan Kampung Natak sebagai destinasi wisata dengan keunggulan budaya (adat masyarakat nelayan) perlu terus dikembangkan dan diwujudkan secara bersama-sama,” paparnya.
Dalam perjalanannya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tak bekerja sendiri, tapi juga berkolaborasi dengan sejumlah pihak.
Beberapa pihak swasta turut memberikan dukungan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
“Seperti pemberian tong sampah, tanaman hias untuk penghijauan, pelatihan menjahit untuk warga terdampak program (WTP), dan peralatan produksi olahan ikan,” sebut dia.
Terakhir, Miarka menyampaikan Kampung Natak memiliki ruang terbuka baru untuk interaksi dan rekreasi warga.
Tak sekedar menyehatkan warga, namun Kampung Natak menjadi destinasi wisata baru yang menghidupkan ekonomi baru.
“Juga menjadi ikon wisata tepi pantai yang kerap menjadi lokasi acara-acara pemerintahan daerah maupun lainnya, salah satunya Festival Fair Bazar UMKM pada awal September 2022,” tandasnya. (*)
Baca juga:
Rawan Banjir Rob, Kawasan Kumuh Medan Belawan Akan Ditata Hingga 2029