Jakarta – Pembangunan Jalan Lingkar Timur Kuningan telah selesai. Keberadaannya diklaim mengurangi kemacetan di ruas jalan Cirebon-Kuningan. Jalan Lingkar Timur Kuningan mulai dibangun pada 2020 lalu.
“Pembangunan menggunakan anggaran APBN senilai Rp 97,3 miliar,” sebut Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) DKI Jakarta – Jawa Barat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Wilan Oktavian dalam keterangannya dikutip Senin (4/7/2022).
Wilan mengungkapkan pembangunan jalan sepanjang 7,24 kilometer itu disertai pembangunan jembatan sepanjang 50 meter.
Ia mengungkapkan, Jalan Lingkar Timur Kuningan dibangun dengan tujuan agar kendaraan umum dan kendaraan besar tak perlu masuk ke wilayah pusat kota, Kuningan.
Pasalnya, ruas Kuningan adalah jalan nasional yang memiliki tingkat kepadatan cukup tinggi.
“Sehingga lalu lintas bisa lancar, dapat menekan angka kecelakaan, juga bisa membuka akses lain bagi masyarakat sehingga meningkatkan dari sisi perekonomian,” paparnya.
Adapun pembangunan jalan lingkar ini dimulai dari Desa Garatengah Kecamatan Jepara, sampai Desa Kedungarum Kecamatan Kuningan.
Sebelum dibangun oleh Kementerian PUPR, Pemkab Kuningan telah menyelesaikan 6,5 kilometer. Maka total jarak Jalan Lingkar Timur Kuningan adalah 13,7 kilometer.
Diketahui proses pembangunannya tak mengalami keterlambatan dan halangan berarti. Pemerintah menyelesaikannya pada akhir Desember 2020.
Lingkup pekerjaan adalah pembangunan ruas jalan sesuai standar nasional lebar badan jalan 7,5 meter serta bahu jalan 2 meter.
Adapun pemerintah tak sekedar memprioritaskan pembangunan jalan tol. Lebih dari itu, Presiden Joko Widodo turut mendorong pembangunan jalan-jalan lingkar dan jembatan gantung.
Alasan utamanya, akses jalan merupakan salah satu kunci mengembangkan potensi pariwisata dan sumber daya alam manusia di suatu wilayah kecil di Indonesia.
Dengan meratanya pembangunan jalan, pemerintah ingin perekonomian masyarakat meningkat.
Pertama, potensi wisata terbuka dan bisa memberi pemasukan untuk warga lokal.
Kedua, distribusi sumber daya alam seperti buah-buahan, sayur, beras kian lancar yang berimbas pada turunnya biaya distribusi.
Jika biaya distribusi terkendali, komoditas wilayah yang dijual bisa memiliki harga yang bersaing dengan berbagai produk asing di pasar domestik. (*)
Baca juga : Jalan Lintas Timur Kuningan Tingkatkan Konektivitas Kabupaten Kuningan