Jakarta – Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Krukut, Setiabudi, Jakarta, dapat mengolah air limbah menjadi air dengan mutu yang mencukupi untuk kebutuhan lingkungan.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut sebesar 30 persen air limbah di IPAL Krukut diolah kembali untuk kebutuhan air non-konsumsi.
“Seperti campuran semen untuk konstruksi, penyiraman tanaman dan flushing,” ungkap Basuki dalam keterangannya dikutip Senin (27/6/2022).
Ia menjelaskan, IPAL Krukut punya kapasitas 8.600 meter kubik per hari dan mulai beroperasi Agustus 2021.
Teknologinya adalah Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) yang membuat air limbah diolah dengan sistem aerasi dan media yang kemudian hasil olahannya aman dipakai untuk lingkungan.
“Nilai Biochemical Oxygen Demand (BOD) diturunkan dari 150 – 200 mg/liter menjadi dibawah 30 mg/liter, sehingga memenuhi baku mutu dan aman bagi lingkungan,” papar dia.
Dalam pengelolaan melalui teknologi MBBR, lanjut Basuki, air limbah akan menghasilkan lumpur.
Namun, lumpur tersebut akan kembali diolah di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Pulo Gebang.
Adapun IPAL Krukut dibangun di atas lahan Stasiun Pompa Setiabudi seluas 1.200 meter persegi.
Mulanya lahan tersebut dipakai untuk memompa aliran air limbah dari perkantoran dan pemukiman di zona 0.
Di atas lokasi itu pun dibangun ruang edutainment untuk air limbah domestik dan rooftop cafe.
Basuki berharap IPAL Krukut yang dapat mengolah air limbah ini bisa dipakai sebagai contoh untuk pengembangan IPAL lain yang akan dikembangkan di perkotaan.
Dengan pengembangan IPAL ini, tiap kota dapat mengurangi pencemaran limbah domestik.
“Serta memberikan nilai tambah berupa air bersih untuk penyiraman taman-taman dan ruang publik kota,” imbuhnya.
Di sisi lain, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan, Endra S Atmawidjaja, berencana menggunakan teknologi MBBR untuk pengembangan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara, sebab MBBR dapat menurunkan kadar BOD, nitrogen, dan phospor.
“(Olahan air) dapat ditampung dalam embung-embung untuk menunjang lansekap kawasan IKN Nusantara,” tutur dia.
Adapun IPAL Krukut dikelola oleh Perumda Paljaya untuk melayani zona 0 DKI Jakarta.
Zona itu meliputi kawasan Rasuna Said, Mega Kuningan, Jalan Jenderal Sudirman, SCBD, Senayan, Gatot Subroto, Manggarai, Guntur dan Setiabudi. (*)