Balikpapan, Lintas – Pembangunan kawasan perbatasan di Kalimantan Timur, khususnya di Kabupaten Mahakam Ulu yang berbatasan dengan Malaysia adalah tantangan berat bagi Satuan Kerja Pelaksanaan Perbatasan Kaltim dan Satker Perangkat Daerah (SKPD) terkait. Dibutuhkan perhatian dan perlakuan khusus dari pemerintah pusat agar percepatan pembangunan jalan perbatasan Kaltim bisa dilakukan dengan baik.
Wilayah perbatasan ini memiliki kendala alam berupa lokasi pegunungan serta faktor cuaca yang mempengaruhi mobilisasi tenaga dan material karena harus mengarungi Sungai Mahakam. Perlakukan khusus yang dimaksud, agar pembangunan di perbatasan tidak disamakan dengan pembangunan di wilayah perkotaan atau lokasi yang mobilisasinya terjangkau dan infrastrukturnya sudah memadai.
Contoh perlakuan khusus, misalnya terkait waktu pelaksanaan. Jangan sampai pekerjaan terhenti meski telah melebihi batas waktu tahun anggaran. Sejumlah infrastruktur dasar yang masih perlu ditingkatkan, yakni jalan, jembatan, pendidikan, kesehatan, jaringan komunikasi, air bersih, listrik, dan sejumlah infrastruktur lainnya.
Pembangunan jalan perbatasan ini akan banyak menemui kendala seperti geometrik, khususnya alinyemen vertikal yang masih di atas standar, serta masih adanya sungai yang belum ada jembatan (hanya dapat dilewati saat musim kering).
Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) Kalimantan Timur berinovasi dengan membuat skema pelaksanaan fisik secara bertahap. menggunakan armco berdiameter 11-22 meter di lokasi dengan alinyemen vertikal bentuk V, dan memanfaatkan material serta kotraktor lokal.
Pembangunan jalan perbatasan di Kaltim terdiri dari dua kegiatan utama, yaitu pembangunan jalan perbatasan sepanjang 263,892 km dari perbatasan Kalimantan Barat-Tiong Ohang-Long Pahangai-Long Boh (arah ke Kalimantan Utara) dan ruas Long Bagun-Long Pahangai sepanjang sekitar 92 km yang masih belum fungsional.
Untuk ruas Long Bagun-Long Pahangai, pada tahun anggaran (TA) 2021 dilaksanakan paket perencanaan oleh Direktorat Pembangunan Jalan melalui paket engineering service project (ESP) PPC 3A sepanjang 47 km.
Kemudian pada TA 2022 akan dilanjutkan paket perencanaan oleh P2JN Kaltim sepanjang 45 km, demikian penjelasan Kasatker P2JN Kaltim Djoko Satriyo P, ST, MSc, kepada Lintas pada awal November 2021.
Adanya jalan ini menjadi sangat penting untuk mendukung jalur transportasi darat yang ideal bagi masyarakat perbatasan dan dapat menurunkan biaya pembangunan konstruksi.
Namun, faktor kondisi alam dan topografi pegunungan membutuhkan ketersediaan anggaran yang memadai. Djoko menjelaskan, untuk menuntaskan pembangunan jalan perbatasan apabila dilaksanakan secara normatif dengan menggunakan anggaran pagu indikatif di Kalimantan Timur akan dibutuhkan waktu yang lama, sehingga perlu dipikirkan pengganggaran setingkat Badan Otorita.
Alternatif transportasi yang tersedia dari Samarinda hanya satu, yaitu melewati jalur Sungai Mahakam untuk mengangkut tenaga maupun material bangunan dengan biaya yang sangat mahal. Perjalanan melalui jalur sungai ini sangat bergantung pada faktor cuaca dan perjalanan hanya bisa dilakukan pada pagi hingga sore hari. (Bersambung ke Bagian 2)