Lintas – Jalan rusak dapat membahayakan pengguna jalan. Selain itu, biaya pemeliharaannya pun tak sedikit. Deteksi dini dapat meminimalkan potensi munculnya biaya dan risiko kecelakaan. Inovasi deteksi jalan rusak dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT) bisa menjadi solusi.
IoT adalah sistem perangkat komputasi yang saling terkait, mesin mekanik, digital, objek, hewan, atau manusia yang dilengkapi dengan pengidentifikasi unik (unique identifiers/UIDs). IoT memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer.
Pengembangan sistem keamanan transportasi
IoT telah dimanfaatkan sebagai inovasi untuk mengatasi permasalahan di berbagai sektor. Salah satunya adalah sektor transportasi. IoT pada sektor transportasi digunakan untuk antara lain pengelolaan lalu lintas, self-driving car, monitoring hingga keamanan.
Belum lama ini, penelitian untuk mengembangkan sistem keamanan transportasi telah dilakukan. Penelitian ini berfokus pada deteksi kerusakan jalan (road damage detection). Secara teori, data dikumpulkan melalui dashcam kendaraan. Sistem berbasis IoT akan mengenali kategori jalan rusak. Hasil pengolahan data yang terkumpul kemudian dikirim kepada pemerintah terkait yang berwenang mengelola jalan tersebut.
Sayangnya, dashcam yang ada di pasaran saat ini belum mampu mengumpulkan data seperti itu. Pengembangan dashcam khusus masih terus dilakukan. Nantinya, dashcam akan mampu mendeteksi kategori kerusakan jalan, mulai dari yang ringan sampai berat, berdasarkan algoritma tertentu yang dikembangkan melalui machine learning.
Isu terbesar adalah akurasi data
Isu terbesar dari inovasi ini adalah akurasi data. Oleh sebab itu, diperlukan sumber data yang banyak agar sistem dapat mengenali berbagai variasi kerusakan jalan. Sumber data yang banyak juga berguna meminimalkan kemungkinan salah deteksi.
“Pekerjaan machine learning atau artificial intelligence yang paling melelahkan adalah pengumpulan data. Bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Supaya saat kita latih komputernya, dia benar-benar pintar dan akurat. Jadi, datanya harus banyak,” kata peneliti Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas Institut Teknologi Bandung (ITB) I Gusti Bagus Baskara Nugraha, S.T., M.T, seperti dikutip dari https://www.itb.ac.id.
Kapasitas bandwidth menjadi tantangan inovasi IoT untuk jalan rusak. Bandwidth ini dibutuhkan untuk mengirim dan mengunduh data. Walaupun bandwidth sudah mencukupi, tantangan lain adalah masalah biaya yang relatif besar saat mengirim maupun mengunduh data dari cloud pusat.
Solusi lain untuk mengatasi tantangan ini adalah penggunaan edge computing. Edge computing memungkinkan pengolahan data dilakukan secara lokal. Artinya, dekat dengan sumber data dan tidak harus mengirimnya ke cloud pusat. Hasilnya, data bisa lebih mudah diproses karena rute pengolahan data dari lokal ke sistem cloud lebih singkat. Edge computing inilah yang nantinya akan diwujudkan dalam bentuk sistem cloud di dalam dashcam. (SA)
Baca juga:
7 Teknologi yang Bikin Bangunan Lebih Kuat Tahan Gempa
Pesawat Terbang Tersambar Petir, Apa yang Terjadi?