Jakarta – Pembangunan pengendali elevasi dasar sungai atau groundsill Sungai Opak mendekati titik akhir.
Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) per 5 November 2022, progres pembangunan telah mencapai 93,01 persen.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meminta sekeliling bangunan groundsill dilakukan penghijauan dengan tanaman merambat.
“Ditanami tanaman di kiri dan kanan tebing sungai yang sudah dibangun groundsill agar lebih natural tidak hanya beton,” ujar Basuki dalam keterangannya dikutip, Minggu (7/11/2022).
Adapun groundsill berfungsi untuk mengendalikan elevasi dasar sungai, juga mengamankan jembatan jalan nasional yang menghubungkan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Solo, Jawa Tengah, serta jembatan penghubung area Candi Prambanan.
Basuki menyampaikan pembangunan groundsill untuk menahan dasar Sungai Opak agar tidak mengalami penurunan.
Caranya dengan meninggikan dasar sungai di wilayah hilir agar arus tidak terlalu deras menghantam bagian kiri dan kanan tebing.
“Groundsill juga berfungsi untuk menahan besarnya arus sungai dan banjir yang berpotensi merusak pondasi jembatan jalan nasional Jogja-Solo, dan jembatan penghubung Candi Prambanan yang dilalui Sungai Opak,” paparnya.
Dalam keterangan yang sama, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) Ditjen Sumber Daya Air Jawa Tengah, Dwi Purwantoro mengungkapkan biaya pembangunan groundsill mencapai angka Rp 52,6 miliar.
“Pembangunan mencakup penataan wisata Prambanan riverfront untuk meningkatkan potensi wisata yang ada di kawasan Candi Prambanan,” jelas Dwi.
Panjang dinding sungai yang ditangani tahun 2022 yaitu 900 meter dan fokus pada dua sisi kawasan Candi Prambanan.
Ia menuturkan pembangunan akan berlanjut sepanjang 400 meter bagian hulu.
Adapun pembangunan dilaksanakan oleh PT Arafah – Citra, KSO sebagai kontraktor, serta PT Ika Adya Perkasa – CV Kautsar Susilo Abadi, KSO. Progres pembangunannya direncanakan selesai Desember 2022.
Diketahui groundsill diperlukan karena semua material lahar dingin Gunung Merapi menumpuk di bagian hilir berbagai sungai, salah satunya Sungai Opak.
Tanpa infrastruktur pendukung itu, bagian hilir akan mengalami pendangkalan dan berpotensi mengganggu berbagai infrastruktur disekitarnya.
Pembangunan groundsill telah berlangsung sejak Maret 2022, dan pekerjaannya mencapai kurang lebih 270 hari. (*)
Baca juga:
Risiko Banjir di Jawa Tengah Berkurang Akibat Normalisasi Sungai
Normalisasi Sungai Karang Mumus untuk Kurangi Risiko Banjir Kota Samarinda