“Kementerian PUPR banyak bekerja membangun infrastruktur, tetapi publik tidak banyak yang mengetahuinya.” Itulah kalimat yang diutarakan Menteri Basuki Hadimuljono kepada Endra Saleh Atmawidjaja, ST, M.Sc, DEA, ketika menugaskannya untuk menangani Biro Komunikasi Publik, Setjen Kementerian PUPR beberapa waktu yang lalu.
Kala itu Endra masih bertugas sebagai Project Management Unit (PMU) Green City Development Program, melaksanakan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang diterapkan di sekitar 160-an Kabupaten/Kota.
“Ruang-ruang terbuka hijau adalah amanat dari Undang-Undang Penataan Ruang. Kami cukup banyak membuat dokumen-dokumen Panduan Pengembangan Kota Hijau yang sifatnya operasional, yang masih digunakan sampai sekarang oleh Dinas-Dinas di Kabupaten/Kota.” katanya.
Salah satu program Kota Hijau adalah menyusun Road Map pengembangan Kebun Raya pada Kawasan Perkotaan yang hingga saat ini masih diikuti oleh 27 Kebun Raya dari seluruh Indonesia, yang berada dibawah pengelolaan LIPI.
Melalui skema Kota Hijau ini, berkembang pula Kerjasama internasional, seperti Kerjasama Simbio City dengan Pemerintah Swedia, dan Kerjasama Eco District dengan Pemerintah Perancis..
Atas karyanya, pada tahun 2013 Endra dianugerahi Satya Lencana Wira Karya oleh Presiden Republik Indonesia.
Ditugaskan di Biro Komunikasi Publik
Dalam wawancara dengan Majalah Lintas baru-baru ini, Endra mengungkapkan, pada tahun 2016, ia ditugaskan secara langsung oleh Menteri PUPR untuk menangani Biro Komunikasi Publik. Tugas ini adalah suatu hal yang baru baginya.
“Kepala Biro Komunikasi Publik artinya menjadi Kepala Hubungan Masyarakat (Humas). Saya dari Teknik Lingkungan ITB, biasa bekerja dengan matematika, sementara pekerjaan humas bukan matematika, tetapi matematika kehidupan,” katanya.
Meskipun merasa bahwa Ia tidak memiliki pengalaman sama sekali di bidang ini, ia berkomitmen untuk mempelajarinya. Ia memulai dengan menata media sosial Kementerian PUPR yang saat itu dinilainya belum berkembang.
“Dari 4 platform media sosial yang dimiliki PUPR, yaitu Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter, follower kita hanya 75 ribu orang. Kita mulai menata kontennya, engagement-nya, kita tuangkan kreatifitas kita di situ, kemudian juga kita berinteraksi dengan publik. Saat ini follower kita sudah mencapai 2 juta orang, ” demikian Endra.
Kemudian ia merapikan Public & Media Relations. Volume exposure berita semakin ditingkatkan dari 28.000 berita per tahun menjadi minimal 100.000 berita per tahun. Tujuannya yang pertama adalah agar Kementerian PUPR bisa mempertanggungjawabkan amanah yang diberikan dan yang kedua adalah untuk mematuhi Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
“Kata pak Menteri, kita banyak kerja tapi masyarakat tidak banyak tahu. Jadi tempo hari saya hanya bilang ke rekan-rekan bahwa kita berada di jaman yang sudah berbeda. Kita dititipi anggaran yang begitu besar, jadi masyarakat berhak (right to know) tahu anggaran ini mau dijadikan apa, progresnya bagaimana dan jadinya seperti apa.”
Dari tugasnya di Biro Kompu ini, Endra merasakan jejaringnya tiba-tiba berkembang. Sebelumnya, lingkup interaksinya hanyalah sebatas tata ruang dan program, namun kini Ia banyak berinteraksi dengan Unit Organisasi PUPR, BUMN, dan instansi lain di seluruh Indonesia.
“Ternyata antara dunia program dengan dunia lapangan ini jauh berbeda. Yang di sini bicaranya seperti gampang, tetapi yang di lapangan ternyata tidak semudah itu untuk eksekusi. Dari sini kita bisa lebih menghargai teman-teman yang berada di lapangan, yang kerjanya berkeringat dan mungkin jauh dari sorotan media.”
Selain menata media sosial, Endra bersama timnya juga menangani berbagai strategi pemberitaan agar citra PUPR tidak terperangkap pada negative framing yang dilakukan oleh berbagai media massa. “Di sini saya menggabungkan sisi teknis dan sisi humaniora. Kita harus tau substansi yang akan disampaikan, dan cara menyampaikannya.
Dukungan dari Daerah
Berbagai perubahan yang dilakukan oleh Endra tampak membuahkan hasil. Selain pengikut media sosial yang bertambah, apresiasi terhadap Kementerian PUPR pun meningkat. Sosok Menteri Basuki kerap diminta masyarakat untuk foto bersama saat kunjungan kerja.
“Keberhasilan ini bukan hanya karena fungsi kehumasan, tetapi juga karena kerjasama dengan kolega di daerah. Teman-teman di daerah sangat mendukung dan kooperatif dalam hal pengelolaan data dan informasi, dan ini sangat memudahkan kerja kami.”
Menurut Endra, Kementerian PUPR tidak pernah kekurangan konten pemberitaan karena banyak kontribusi dari daerah.
“Semua informasi yang masuk di kembalikan dalam bentuk berita. Sehingga teman-teman di daerah dapat mengambil kredit dengan memperlihatkan hasil karya dan pekerjaan dari Balai-Balai tersebut kepada masyarakat luas. Tugas kami hanya mendukung Unit-Unit Organisasi di Kementerian PUPR. Kita siapkan platform-nya.”
Pada tahun 2019, pada event Insan PR Indonesia, Endra dinobatkan sebagai Kepada Biro Humas terbaik, kategori Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Provinsi se-Indonesia.
Di samping itu, dalam kurun lima tahun kepemimpinannya Kementerian PUPR juga banyak menerima penghargaan antara lain sebagai Kementerian yang Informatif, terpopuler di media massa, media media internal dan media sosial.
Branding Kementerian PUPR
Kementerian PUPR harus memiliki branding yang baik dan dikelola secara professional. “Kementerian harus membangun citra positif bahwa apapun tugas yang diberikan, kita laksanakan dan tuntaskan dengan baik sesuai harapan masyarakat.”
Salah satu upaya Endra untuk membangun citra
Kementerian PUPR adalah dengan menciptakan seragam batik yang saat ini dipakai setiap hari Rabu oleh pegawai PUPR di seluruh Indonesia.
“Batik ini adalah bagian dari branding kita, namanya Batik Sigap Membangun Negeri, dan sudah dipatenkan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Kami desain khusus dan disetujui oleh Bapak Menteri. Didalamnya terkandung unsur gambar jalan, gedung, air minum, traktor, juga aspek-aspek yang melambangkan kehidupan, dan tentu saja logo PUPR.”
Slogan Kementerian PUPR pun tidak luput dari perhatian Endra. Menurutnya, semboyan PUPR yang berbunyi Bekerja Keras, Bergerak Cepat, dan Bertindak Tepat, sangat bagus, namun terlalu panjang untuk diucapkan atau dijadikan hashtag di platform medsos PUPR. Ia pun mempopulerkan slogan “Sigap Membangun Negeri” yang menurutnya lebih mudah untuk diingat.
Selain membangun citra positif Kementerian PUPR melalui pelayanan informasi dan kehumasan, Endra juga menginisiasi Mal Pelayanan Publik Kementerian PUPR untuk meningkatkan pelayanan publik secara lebih terintegrasi. Mal Pelayanan Publik dilengkapi dengan Call Center yang memudahkan masyarakat dalam menyampaikan permohonan informasi dan pengaduan.
Tugas Saat Ini
Saat ini Endra menduduki posisi Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan. Ia diberi tanggung jawab untuk memberikan rekomendasi, membuat kajian, dan usulan kebijakan terkait bidang teknologi, industri dan lingkungan. Namun Ia juga diberi tiga tugas tambahan oleh Menteri.
Yang pertama adalah mengkoordinasikan semua kegiatan PUPR yang terkait dengan Presiden dan Wakil Presiden. Yang kedua adalah membantu Sekjen dalam mengkoordinasikan 3 unit eselon 2, yaitu Pusat Analisis Kebijakan (Pusaka), Biro Komunikasi Publik, dan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin). tugas tambahan yang ketiga adalah sebagai Juru Bicara Kementerian PUPR.
Menurutnya, seorang engineer hanya 25% saja mengurusi pekerjaan engineering, selebihnya adalah berkomunikasi dengan orang, administrasi, dan keluarga.
“Hanya 25% saja kita gunakan kemampuan engineering, selebihnya adalah kemampuan yang lain-lain, dan ini harus seimbang dalam kehidupan. Kemampuan yang lain harus dikembangkan juga karena kita banyak melayani orang dan berkomunikasi dengan orang. Kemampuan ini juga penting untuk karier, untuk mengembangkan jejaring dan menjalin hubungan kerja.”
Harapan-Harapan
Endra berharap ke di masa yang akan datang, Kementerian PUPR menjadi semakin baik, semakin dipercaya, pekerjaannya semakin diapresiasi, kualitas infrastrukturnya semakin bagus, dan tata kelolanya lebih bagus.
Meskipun Ia membiarkan kehidupannya mengalir seperti air dan tidak pernah berambisi untuk menduduki jabatan tertentu, Endra merasa penting untuk menjadi manusia yang bermanfaat.
“Yang penting hidup kita ada manfaatnya bagi orang lain. Kalau jabatan kita tinggi tetapi tidak ada manfaatnya, buat apa. Seburuk-buruknya kita sebagai manusia, ya harus memberi manfaat bagi orang.” (LA)