Lintas – Gempa dengan magnitudo (M) 5,6 mengguncang Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022). Gempa bumi tersebut menimbulkan banyak korban jiwa. Sebagian besar korban tertimpa reruntuhan bangunan. Belajar dari peristiwa tersebut, ada beberapa ciri bangunan tahan gempa.
Indonesia adalah salah satu negara dengan intensitas gempa bumi cukup sering. Oleh sebab itu, penting untuk membangun bangunan yang lebih tahan gempa. Bagaimana cara mengetahui ciri-ciri bangunan tahan gempa? Berikut adalah beberapa ciri bangunan tahan gempa.
1. Berdiri di atas tanah padat, keras, dan tidak porus
Ciri pertama adalah soal kualitas tanah. Permukaan tanah adalah salah satu komponen alam yang paling terdampak saat terjadi gempa. Perubahan permukaan tanah pada tingkat tertentu akibat gempa mampu merusak atau bahkan merobohkan bangunan. Maka, penting untuk mendirikan bangunan di atas tanah yang memiliki kepadatan cukup baik, keras, dan tidak porus (mudah atau cepat membuat air meresap).
2. Denah simetris
Bangunan simetris dan sederhana lebih tahan guncangan daripada bangunan yang dirancang asimetris. Desain simetris artinya tak terlalu banyak aksesori. Desain simetris memperkokoh struktur bangunan. Selain itu, desain simetris dapat menekan efek torsi saat terjadi gempa.
3. Pondasi kuat
Ciri berikutnya dari bangunan yang lebih tahan gempa adalah memiliki pondasi kuat. Ada beberapa jenis pondasi yang dapat digunakan untuk bangunan tahan gempa, seperti batu kali, rumah telapak, dan cakar ayam. Namun, pondasi juga harus mempertimbangkan jenis bangunan yang hendak dibangun, misalnya pondasi batu kali tidak cocok untuk bangunan dua lantai atau lebih.
4. Material bangunan ringan
Penggunaan material ringan menjadi ciri lain dari bangunan yang lebih tahan gempa. Ada banyak material ringan yang bisa menggantikan material sejenis yang lebih berat, misalnya baja ringan sebagai bahan penampang atap. Material tiang bangunan berdiameter kecil juga bisa diterapkan. Semen mortar dapat menjadi pilihan lain karena tahan gempa, tahan api, dan mampu menahan panas matahari. Dengan material yang tepat, efek gempa pada hunian bisa diminimalisir.
Selain ciri-ciri di atas, tak kalah penting adalah memelihara konstruksi bangunan. Pemeliharaan rutin juga bisa berpengaruh terhadap kemampuan bangunan menahan gempa. Konstruksi bangunan yang terpelihara dengan baik dan benar akan mendeteksi kerusakan sejak dini. Dengan begitu, perbaikan kerusakan dapat segera dilakukan. Pemeliharaan rutin yang bisa dilakukan antara lain memeriksa kondisi mezzanine kayu dan decks slabs. Penguatan balok dan kolom juga perlu diperhatikan ketika terjadi tanah longsor di sekitar bangunan. (SA)
Baca juga:
Membongkar Trotoar Harus Ada Izin, Berdasarkan Dasar Hukum Ini!