JAKARTA, LINTAS – JAKARTA, LINTAS – Cuaca ekstrem diprediksi membayangi mobilitas masyarakat pada penghujung tahun 2025 hingga awal 2026. Mengantisipasi kondisi tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyiapkan berbagai langkah mitigasi guna menjaga kelancaran dan keselamatan arus lalu lintas nasional selama periode libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU, Willan Oktavian, mengatakan pihaknya telah menginstruksikan penyebaran pompa air di seluruh ruas jalan tol di Indonesia. Langkah ini dilakukan untuk meminimalkan potensi genangan air akibat tingginya intensitas hujan.
“Berdasarkan informasi dari BMKG, curah hujan diperkirakan meningkat signifikan di berbagai wilayah. Karena itu, kami menyiapkan pompa-pompa siaga di titik-titik yang berpotensi tergenang agar air bisa segera disurutkan dan tidak mengganggu arus lalu lintas,” ujar Willan dalam acara Media Briefing di Kantor Kementerian PU, Kamis (18/12/2025).
Menurutnya, kesiapan pompa air berkapasitas besar menjadi langkah penting untuk menjaga kondisi jalan tol tetap aman, khususnya bagi kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi.

Selain potensi banjir, BPJT juga memberikan perhatian khusus terhadap risiko tanah longsor di sejumlah ruas tol. Tiga ruas yang masuk dalam pengawasan ketat yakni Tol Cipularang, Tol Cisumdawu, dan Tol Bogor–Ciawi–Sukabumi (Bocimi). Ketiganya memiliki karakter geografis yang rawan terhadap pergerakan tanah, terutama saat hujan deras berkepanjangan.
Untuk Tol Cipularang, Willan menjelaskan bahwa pengelola jalan tol, Jasa Marga, telah melakukan berbagai persiapan sejak dini. Apel kesiapsiagaan personel digelar sejak Senin, 12 Desember 2025, disertai dengan penyiagaan tim derek serta armada patroli yang beroperasi selama 24 jam.
“Respons cepat sangat penting, terutama di jalur vital seperti Cipularang yang menghubungkan Jakarta dan Bandung. Karena itu, seluruh personel dan peralatan kami siagakan penuh,” ujarnya.
Alat Berat Siaga di Lokasi Rawan Longsor
Sementara itu, kondisi Tol Cisumdawu yang sebelumnya sempat mengalami longsor juga menjadi fokus utama. BPJT memastikan kontraktor beserta alat berat telah bersiaga di lokasi rawan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya longsoran susulan. Dengan kesiapan tersebut, perbaikan darurat dapat dilakukan secepat mungkin agar akses jalan tidak terputus.
Pengawasan serupa juga diterapkan di Tol Bocimi, terutama pada titik-titik yang masih dalam tahap konstruksi dan rentan terdampak hujan lebat. Sinergi antara pemerintah, pengelola jalan tol, dan kontraktor lapangan dinilai menjadi kunci utama dalam menjaga keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas) selama periode Nataru 2025/2026.
Di sisi lain, BPJT juga mengimbau para pengguna jalan tol untuk tetap meningkatkan kewaspadaan saat berkendara di tengah cuaca ekstrem. Pengemudi diminta memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan prima, terutama ban dan sistem penerangan, guna menghindari risiko aquaplaning dan menurunnya jarak pandang.
“Jika hujan terlalu deras dan kondisi tidak memungkinkan, sebaiknya pengendara menepi dan beristirahat di rest area demi keselamatan,” kata Willan. (GIT/CHI)
Baca Juga: Nataru 2025/2026, ASTRA Infra Perkuat Layanan di Jalan Tol





