Ambon, Lintas – Program pembangunan infrastruktur di Provinsi Maluku mulai banyak membuahkan hasil. Sebanyak 35 titik dari 42 titik kegiatan dan simpul transportasi sudah terhubung. Sesuai dengan rencana strategis BPJN Maluku tahun 2022-2024, prioritas pembangunan jalan adalah menghubungkan wilayah dengan pusat kegiatan dan simpul transportasi di provinsi ini.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Maluku Ir Jon Sudiman Damanik, MM, mengatakan, langkah dan strategi dalam melaksanakan program pembangunan jalan trans di delapan pulau 3T (terluar, terdepan, tertinggal) di provinsi Maluku adalah dengan melaksanakan penanganan jalan dan jembatan secara bertahap untuk menghubungkan pusat kegiatan wilayah, akses menuju simpul transportasi berupa bandara, dan pelabuhan penyeberangan ASDP, serta menghubungkan wilayah yang terisolir.
Dalam wawancara dengan Lintas, Selasa (12/7/2022), ia menjelaskan, penanganan yang dilaksanakan, meliputi penanganan jalan di Pulau Seram pada 2020-2022, di mana telah dibangun jalan dan jembatan pada ruas Bula-Masiwang-Air Nanang yang menghubungkan Kota Bula dengan pelabuhan penyeberangan Air Nanang.
Penanganan jalan di Pulau Buru pada 2021-2022 yang berada di Kabupaten Buru Selatan, berupa pembangunan jalan sepanjang 5 km dan jembatan sepanjang 110 meter pada ruas Namrole-Leksula (status jalan provinsi) dan akan dilanjutkan penanganan penuntasan ruas tersebut sepanjang 34,2 km pada 2022-2024.
Adapun, penanganan jalan di Pulau Kei Besar pada 2021 adalah sepanjang 4,0 km yang menghubungkan Pelabuhan Elat-Fako-Holat-Ohoiraut akan dilanjutkan penanganannya sepanjang 13 km pada 2022-2024.
Selain itu, penanganan jalan di Pulau Babar pada 2022-2024 akan dilakukan peningkatan jalan tanah menjadi aspal, termasuk pembangunan jembatan pada ruas Tepa-Masbuar-Letwurung, yang menghubungkan Pelabuhan Penyeberangan Tepa dan Pelabuhan Penyeberangan Letwurung. Sedangkan, penanganan jalan di Pulau Aru, Pulau Selaru, Pulau Moa, dan Pulau Wetar saat ini, berupa pemeliharaan jalan nasional supaya selalu dalam kondisi mantap.
“Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan konektivitas dan membuka keterisolasian, yakni membuka akses jalan dan membangun jembatan untuk daerah yang masih terisolir untuk menghubungkan pusat kegiatan wilayah, pusat perekonomian, serta simpul transportasi darat, laut mapun udara,” ujar Jon.
Saat ini, ruas jalan nasional di Kepulauan Maluku telah mendukung konektivitas setiap pulau, yaitu dengan menghubungkan titik-titik pusat kegiatan dan simpul transportasi, di antaranya pusat kegiatan nasional (PKN), pusat kegiatan wilayah (PKW), pusat kegiatan strategis nasional (PKSN), kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN), pelabuhan umum, pelabuhan pengumpul, bandara pengumpul sekunder, bandara pengumpul tersier, dan pelabuhan ASDP Kelas I. Sesuai dengan rencana strategis BPJN Maluku 2022-2024, prioritas pembangunan jalan adalah menghubungkan wilayah dengan pusat kegiatan dan simpul transportasi.
“Dengan terhubungnya tiap-tiap wilayah dengan pusat kegiatan wilayah dan simpul transportasi, maka memungkinkan interaksi mobilitas ke wilayah dengan fasilitas yang lebih lengkap,” lanjut Jon.
Menurut Kepala BPJN Maluku, manfaat yang dapat dirasakan, ketika meninjau pekerjaan jalan dan jembatan, akses transportasi dari satu daerah ke daerah yang lain, sudah lebih baik dan lebih cepat dari sebelumnya, baik dengan perahu ataupun speedboat. Sekarang, sudah bisa menggunakan transportasi darat seperti di Trans Pulau Buru.
“Mobilisasi masyarakat dari pedesaan ke daerah perkotaan kini jauh lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, serta kesejahteraan masyarakat pedesaan juga meningkat,” lanjutnya bangga.
Jon berharap di masa depan, penanganan infrastruktur jalan dan jembatan di wilayah 3T berkelanjutan dengan didukung dengan ketersediaan anggaran dan dukungan dari pemerintah daerah serta masyarakat. (FD)
Baca juga:
Bendungan Way Apu, Pertama di Maluku dan Diproyeksikan Pasok Air untuk 10.000 Hektar Lahan
Kereta Api Diharapkan Jadi Tulang Punggung Angkutan di Sulawesi Selatan