Jakarta – Sebanyak 20 sarana hunian pariwisata (Sarhunta) dan 70 rumah ditingkatkan kualitasnya di kawasan pariwisata Tanjung Kelayang, Belitung.
Tujuannya membantu pemerataan ekonomi masyarakat dari kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menyampaikan revonasi rumah warga menjadi Sarhunta untuk meningkatkan kualitas rumah warga sekitar agar layak dihuni wisatawan.
“Selain itu, renovasi tersebut juga sekaligus dapat dimanfaatkan untuk usaha pondok wisata dan usaha pariwisata lainnya,” papar Basuki dalam keterangannya Senin (19/9/2022).
“Sehingga dapat mendorong perekonomian masyarakat setempat,” sambung dia.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto, menjelaskan Sarhunta atau homestay dibangun dengan fasilitas lengkap.
“Serta desain bangunan yang menonjolkan perpaduan unsur lokal. Terdapat ornamen payung yang disebut Payung Lilin Belitung sebagai ciri khas,” jelasnya.
Ia memaparkan, pembangunan 20 Sarhunta memakan biaya Rp 2 miliar. Sedangkan peningkatan kualitas 70 hunian di koridor perkampungan memakan biaya Rp 2,45 miliar.
“Pembangunannya turut melibatkan masyarakat setempat,” kata dia.
Dalam pandangan Iwan, Sahrunta amat dibutuhkan warga lokal untuk mendukung perekonomian setelah Belitung ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Penyelenggaraan G20 di Belitung, lanjut dia, dapat memanfaatkan Sarhunta sebagai sarana penginapan para tamu undangan.
Di sisi lain, ia pun menjanjikan akan mempromosikan Sarhunta di Tanjung Kelayang Belitung melalui kerja sama dengan mitra travel perjalanan.
“Agar dunia pariwisata Indonesia, khususnya di KEK Tanjung Kelayang Belitung, bisa lebih berkembang,” tandasnya.
Salah satu warga bernama Ridwan yang berprofesi sebagai petugas kebersihan Pantai Laskar Pelangi mengungkapkan, dampak pembangunan Sarhunta telah dirasakan masyarakat.
Apalagi bulan ini saja Belitung telah dikunjungi sebanyak 4 kali oleh gelombang wisatawan.
Kondisi itu tentu menambah pemasukan untuk warga sekitar.
Ia menuturkan, Sarhunta disewakan dengan biaya Rp 150.000 untuk hunian tanpa AC dan Rp 250.000 yang mendapatkan fasilitas AC.
“Harga tersebut sudah termasuk sarapan dengan menu lokal. Fasilitas yang ada pun tidak kalah dengan yang ada di hotel,” pungkasnya. (*)
Baca juga: Sebanyak 38 Rumah Swadaya Masyarakat Labuan Bajo Dibenahi untuk Homestay Wisatawan